REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan kegiatan akhir pekan, setelah bermalam di Kota Solo, Sabtu (15/3). SBY meresmikan perluasan pabrik tekstil PT SWA (Sari Warna Asli) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, kepala negara melepas ekspor benang tenun produk anak perusahaan milik almarhum HM Lukminto, PT Sri Rejeki Teks (Sritek). Ekspor perdana itu dilempar ke negara 'produsen' pemain sepakbola, Brasil.
Presiden SBY dalam kata sambutan peresmian perluasan panbrik PT SWA di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, menyatakan optimisme industri pertekstilan nasional. Menurut kepala negara, industri tekstil yang memproduksi sandang atau garmen memiliki masa depan cerah di dunia pasar global.
"Ada orang mengatakan bahwa industri tekstil itu katanya industri yang cenderung menurun. Saya tidak setuju." Menurut Presiden, pola pikir seperti itu, merupakan suatu cara pandang yang mengganggu.
SBY menjelaskan, produk sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia dan dunia, maka pasar untuk sandang masih terbuka luas.
Presiden menolak adanya anggapan, bahwa tekstil merupakan industri yang sedang meredup. Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kelas menengah membuat kebutuhan akan sandang meningkat pula.
Kata Presiden, ''pasar tekstil dan produk tekstil masih cerah. Ada sejumlah peluang pasar ekspor yang perlu digarap. Kepala negara mengambil contoh, pasar ke negara-negara sahabat terdekat juga masih terbuka lebar''.
Negara sahabat, kata Presiden SBY, termasuk negara yang mengonsumsi produk garmen. Presiden mengingatkan, hal itu bukan peluang yang datang dengan sendirinya. Namun, harus diupayakan. ''Peluang besar, tapi tidak akan datang dengan sendirinya dari langit,'' katanya.