Selasa 18 Mar 2014 18:37 WIB

Pembangunan Pelabuhan New Priok Menuai Kritik

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memprediksi Pelabuhan New Priok akan membuat biaya logistik meningkat. Hal itu disebabkan belum siapnya infrastruktur di sekitar pelabuhan.

Presiden ALI Zaldy Masita mengatakan, Pelabuhan Tanjung Priok saat ini berkapasitas 6-7 juta TEUS. Dengan kondisi tersebut, truk yang mengangkut barang membutuhkan waktu berjam-jam di dekat pelabuhan karena kemacetan. "Kalau pelabuhan baru jadi, kapasitasnya dua kali lipat. Bayangkan macetnya akan seperti apa," ujarnya, Selasa (18/3).

Faktor kedua yang menjadikan ongkos logistik meningkat jika pelabuhan baru selesai adalah letaknya yang berlokasi di Jakarta. Ia mengatakan, UMR Jakarta tinggi. Oleh karena itu, perusahaan logistik harus merogoh kocek lebih dalam.

Vice President Global, Transportation and Logistics Practice Frost & Sullivan Gopal R mengatakan, jalur angkutan di Indonesia sebagian besar didominasi oleh truk, tapi dibatasi dengan adanya kemacetan di jalan dekat pelabuhan. Kemacetan tersebut menyebabkan kenaikan biaya. "Pengguna terus mengharapkan biaya rendah dan para pelanggan menjadi lebih menuntut dan kritis," ujarnya.

Namun, menurut dia, industri pengangkutan yang paling menguntungkan tahun ini berasal segmen kelautan. Industri tersebut diperkirakan akan tumbuh 4,3 persen dengan total volume 1,04 miliar ton setiap tahunnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement