Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Sistem pemerintahan, pendidikan, dan busana Aceh banyak dipengaruhi oleh orang Turki.
Meski peristiwa monumental yang mengawali hubungan antara Turki Ottoman dan Aceh telah berabad-abad lewat, hingga kini pengaruhnya masih bisa ditemukan.
Peneliti sosiologi Muslim dari Turki Mehmet Ozay menuliskan, sultan Turki Ottoman kala itu, yaitu Sultan Selim II, telah mengambil sebuah keputusan besar dan membuat sejarah bagi masyarakat Aceh.
“Karena, setelah peristiwa Lada Sicupak tersebut, hampir sepanjang abad ke-16, terutama setelah 1540-an, kapal-kapal dagang Aceh muncul secara berkala di berbagai pelabuhan Timur Tengah, seperti Jeddah di Laut Merah atau setidaknya kapal-kapal tersebut dapat mencapai pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah melalui jalur Gujarat,” tulisnya.
Peristiwa tersebut memperlancar hubungan dagang antara Aceh dan Turki meski kedua wilayah ini terpisahkan oleh jarak geografis yang jauh.
Tak hanya itu, penyebaran Islam juga semakin meningkat karena jalur pelayaran semakin lancar. Hingga budaya Turki yang dibawa oleh rombongan yang dikirim oleh Sultan Selim II tersebut, kemudian berkembang di masyarakat Aceh.
Pengamat sejarah Islam nusantara dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Prof Dien Madjid mengatakan, awal terjadinya hubungan antarkedua kerajaan tersebut adalah karena kedatangan Portugis.
“Portugis datang bukan hanya untuk berpetualang. Mereka datang membawa tentara dan membuat resah masyarakat Aceh karena mengganggu pelayaran, terutama bagi orang yang ingin pergi berhaji,” ujarnya.
Untuk itu, agar Aceh mendapatkan kekuatan dalam melawan pengganggu yang datang ini, ia mencari bantuan pada kerajaan yang lebih besar, yaitu Turki Usmani. Aceh mendapatkan legitimasi dari Turki Usmani sebagai perpanjangan tangannya di nusantara.
Datangnya rombongan yang dikirim oleh sultan Turki ini, menurut Madjid, membuat kekuatan Aceh semakin meningkat. Ketika Portugis mulai mengganggu pelayaran, Aceh dengan berani melawan karena telah mempunyai dukungan yang kuat.
“Kerja sama dengan Turki ini berlanjut terus hingga punya pengaruh yang besar pada penyebaran Islam di nusantara,” katanya.
Orang yang ingin pergi haji kini semakin aman dan banyak. Begitu juga sebaliknya, ulama-ulama dari luar negeri semakin mudah pula masuk ke nusantara dan mengajarkan agama Islam ke daerah-daerah yang lain.
Aceh pun kemudian memberikan kompensasi kepada Turki Usmani. Jika Turki mengirim bantuan militernya, akan mendapat kebebasan untuk membangun kantor dagang dan pangkalan militer di kota-kota pelabuhan di wilayah Aceh.