Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Parameswara datang ke daerah yang kemudian dikenal sebagai Malaka ini sekitar tahun 1377. Tadinya, daerah tersebut merupakan dusun yang masih sangat sepi.
Penduduknya sangat sedikit dan masih percaya dengan animisme dan dinamisme. “Buktinya, banyak ditemukan patung-patung, menhir, dan batu-batu besar untuk upacara,” kata Mahyudin.
Parameswara pun mulai membangun kawasan tersebut. Melihat lokasinya yang sangat strategis, ia membangun sebuah kota di bandar pelabuhan dan sebuah pasar. Ia pun bisa membuat semua kapal yang melewati daerahnya, Selat Malaka, harus singgah di Malaka dan mendapatkan surat jalan darinya.
Malaka menjadi ramai oleh para saudagar yang melewati kawasan itu dengan kapal-kapal besarnya. Saingannya kala itu hanya satu, yakni Kerajaan Samudra Pasai.
Adapun satu kelebihan Samudra Pasai, yakni karena kerajaan tersebut Islam. Itu membuat saudagar dan pedagang dari Arab serta pedagang Islam lainnya lebih senang singgah di sana daripada di Malaka.
Parameswara pun sadar agar bisa menarik minat para saudagar Muslim tersebut, ia dan penduduknya harus masuk Islam. Tahun 1414 Parameswara resmi masuk Islam dan bergelar Sultan Muhammad Iskandar Syah.
Ia juga meminang putri dari Sultan Zainal Abidin, yaitu Raja Samudra Pasai, untuk menjadi istrinya. Raja-raja yang memimpin setelahnya, semuanya Islam dan bisa mengembangkan kawasan Malaka menjadi bandar pelabuhan persinggahan yang lebih besar. Penduduknya yang Islam juga semakin bertambah.
Kesultanan Malaka mencapai puncak masa kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M).
Tak hanya sebagai bandar perdagangan, tetapi Malaka juga berkembang menjadi pusat penyebaran dan perkembangan agama Islam. Pemerintahan berlangsung dengan menjalankan hukum-hukum Islam dan ekonomi yang kuat.
Daerah kekuasaannya pun semakin meluas hingga ke pantai timur Sumatra, seperti Kampar, Siak, Rokan, dan daerah lainnya. Ia juga bisa menguasai seluruh daerah di Semenanjung Malaya.
Demi memperkuat kedudukan Malaka di mata dunia, ia banyak menjalin kerja sama dengan berbagai kerajaan lain yang lebih besar. Bahkan, hingga menjalin hubungan dengan Cina.