REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komisi Pemilihan Umum Mesir akhirnya menetapkan pemilihan presiden pada 26 Mei 2014, kurang dari setahun setelah Mohamed Moursi dilengserkan pada 3 Juli tahun lalu.
Pemilu presiden akan berlangsung dua hari pada 26 dan 27 Mei, kata Komisi Pemilu, Ahad (30/3). Sebelunya, pemilu tersebut dijadwalkan berlangsung pada April.
Sementara itu, Jendaral (Purn) Abdel Fatah Al Sisi, aktor pelengseran Moursi, telah resmi menyatakan pencalonan dirinya dalam pilres tersebut. Al Sisi mengumumkan pengunduran dirinya dari Panglima dan Menteri Pertahanan pada pekan silam.
Pemilu akan dilangsungkan dua putaran bila tidak ada calon yang meraih suara di atas 50 persen.
Para pengamat menilai, Al Sisi akan memenangkan pemilu satu putaran di tengah pemboikotan oleh Ikhwanul Muslimin pendukung presiden terguling Mohamed Moursi. Jenderal Al Sisi kekenang sebagai aktor utama pelengseran Moursi pada 3 Juli silam.
Dalam pemilu tahun 2012 yang dikenal sebagai pemilu paling bersih dan jujur itu dimenangkan Ikhwanul Musliminm dan mengantarkan Moursi ke kursi presiden pada 30 Juni 2012. Namun, persis setahun kemudian ia dilengserkan oleh militer setelah demo besar oposisi pada 30 Juni.
Benterokan antara pendukung Ikhwanul Muslimin terus belangsung sejak Moursi dilengserkan. Amnesti Internasonal memperkirakan lebih dari 1.400 pendukung Moursi tewas dalam 10 bulan terakhir akibat bentrokan tersebut.
Moursi dan hampir semua pimpinan Ikhwanul Muslimin saat ini diadili atas tuduhan melakukan pembunuhan. Pada Senin (24/3), pengadilan Mesir memvonis mati 529 pendukung Moursi atas dakwaan terkait kematian seorang polisi.