REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yoebal Ganesha
Walau masih dalam proses pembangunan, Graha Tahfidz Program Pembimbitan Penghafal Alquran (PPPA) Daqu Indonesia di Gaza kini membuka kembali harapan warga setempat, terutama yang bermukim di kawasan Jabalia, Gaza Utara.
Kondisi krisis ekonomi akibat blokade Israel yang sudah berlangsung hampir delapan tahun ini rupanya juga cukup memukul markas-markas tahfidz Alquran di Gaza.
Salah satunya, para guru kesulitan datang ke markas-markas tempat mereka mengajar. Saat ini, mereka harus fokus untuk mencari biaya hidup untuk keluarganya.
Untuk pergi mengajar, mereka tak lagi mempunyai cukup dana untuk biaya ongkos transportasi. Apalagi, transportasi di Gaza terhitung sangat mahal.
Para guru ini sebagian besar merupakan sukarelawan yang juga mewakafkan waktunya untuk mengajar anak-anak usia belia belajar membaca Alquran dan sekaligus menghafalnya.
“Saya kedatangan sejumlah pengurus markas penghafal Alquran menceritakan kesulitan mereka. Bahkan, beberapa masjid dengan jumlah anak-anak yang sedang dalam proses menghafal Alquran menawarkan diri agar kegiatan mereka kami ambil alih,” kata Abdillah Onim, koordinator Graha Tahfidz PPPA Daqu Indonesia di Gaza.
“Saya hanya bisa meminta mereka bersabar, menunggu proses pembangunan graha ini selesai,” ujar Onim, warga Indonesia, yang sudah tujuh tahun tinggal di Gaza. Ia menikah dengan seorang wanita Gaza penghafal Alquran dan telah dikaruniai seorang putri.
Onim mengatakan, Graha Tahfidz PPPA Daqu dibangun dengan dana dari Yayasan Darul Quran Nusantara yang dikelola Yusuf Mansur. Pembangunan dimulai tahun lalu di atas tanah seluas 260 m2. Tanah itu milik keluarga Onim, yang semula berupa kebun.
Graha tersebut dibangun tiga lantai. Lantai pertama akan dijadikan semacam wisma, yang bisa dipakai untuk menginap tamu atau para guru. Lantai kedua berupa aula yang didesain sebagai tempat belajar anak-anak menghafal Alquran.
Sedangkan, lantai tiga akan dipakai sebagai tempat tinggal keluarga. Lingkungan di sekitar graha ini cukup asri karena masih dipenuhi lahan pertanian dengan tanaman jeruk, zaitun, dan sayuran.