REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono akan berakhir pada 20 Oktober 2014. Sebelum masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II di bawah komando SBY-Boediono berakhir, salah satu penghuni kabinet, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan gagasannya terkait harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Ini terjadi di saat Hidayat dicecar wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (2/4), terkait permasalahan penggunaan BBM bersubsidi oleh mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC).
"Tapi paling benar dinaikkan harganya. Jadi, premium gak ada lagi. Harapannya sih itu," ujar Hidayat."Saya lagi mikir, sebelum pemerintah turun, kalau dinaikkan, semuanya akan lebih baik. Itu sih pendapat pribadi," kata Hidayat.
Polemik terkait LCGC kembali menyeruak akibat permintaan Menteri Keuangan Chatib Basri kepada Hidayat untuk mengevaluasi program LCGC. Sebab, mobil yang diproduksi untuk menyaingi negeri jiran Thailand sebagai basis industri otomotif di Asia Tenggara itu mengonsumsi BBM bersubsidi. Padahal, sejumlah insentif berupa keringanan pajak dari pemerintah telah diperoleh.