Rabu 02 Apr 2014 17:16 WIB

Tradisi Surat dalam Khazanah Islam (1)

Ilustrasi
Foto: Loc.gov
Ilustrasi

Oleh: Ani Nursalikah

Kecakapan berbahasa indah adalah salah satu ciri penting ahli menulis surat dan orator.

Tradisi surat-menyurat dalam Islam telah dimulai sejak zaman Nabi, para sahabat, dan para tabiin. Namun, seni menulis surat sebagai bentuk keahlian baru dimulai pada masa Abd al- Hamid ibn Yahya, sekretaris khalifah terakhir Dinasti Umayyah, yaitu Marwan.

Ilmu persuratan mencapai puncak masa kejayaannya pada abad ke-10 dan terus bertahan sampai abad ke-13. Ilmu persuratan diawali oleh Abd al-Hamid.

Ilmu ini kemudian dipungkas oleh Ibn al-Amid ketika seni keahlian ini mencapai puncak perkembangannya yang ditandai dengan capaian artistik dan estetika bahasa yang tinggi.

Saat itu, para ahli surat memiliki sta tus sosial dan jabatan politik yang tinggi. Ada yang menduduki jabatan sebagai penasihat negara yang memiliki juru tulis sendiri, ada juga yang perdana menteri di bawah khalifah atau sultan.

Kedua jabatan tersebut tingkatan tertinggi yang termasuk dalam profesi kesekretariatan. Buku pedoman mengenai seni atau aturan bagi sekretaris yang disebut Adab al-Katib sangat banyak dalam literatur mengenai adab (sastra). Begitu juga dengan koleksi surat sebagai bahan kajian.

George A Makdisi dalam Cita Humanisme Islam menyebutkan, buku yang paling terkenal adalah karya Ibn Qutaybah yang diuraikan dengan detail oleh Abu Bakar al-Anbari, al-Zajjaji, dan al-Batalyausi dari Spanyol pada 1127 M.

Qudamah ibn Jafar dan al-Farabi masing-masing menulis buku tentang seni menulis, keahlian penulis, dan keahlian sekretaris berjudul Shina’ah al-Kitabah.

Struktur surat

Dalam sejarah Islam, struktur sebuah surat terdiri atas tiga bagian, yakni kata-kata pembuka (al-fawatih), batang tubuh surat (al-lawahiq), dan kata penutup (al-khawatim). Kata pembuka berupa ucapan basmalah, tasyahud, salwalah, atau tasliyah. Alamat juga termasuk kata pembuka, misalnya, dari fulan kepada fulan.

Batang tubuh adalah isi surat. Kata penutup biasanya berisi kalimat insya Allah, penanggalan, dan tanda tangan dari orang yang mengirim surat.

Hamdalah juga bisa digunakan. Tiga anatomi utama dalam dokumen bahasa Arab tersebut kelak juga ditemukan pada dokumen berbahasa Latin peninggalan abad pertengahan.

Secara umum, surat terbagi ke dalam dua jenis, surat resmi atau sulthaniyyat dan surat pribadi atau ikhwaniyyat.

Seorang ahli menulis surat yang mumpuni dianggap mampu menulis kedua jenis surat tersebut. Isi surat pribadi biasanya ucapan selamat, belasungkawa, tukar-menukar hadiah dengan kawan, surat rekomendasi, undangan, dan lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement