REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa rumah warga di RW02 Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat mengalami retak parah. Warga pun merasa was-was dengan keadaan yang terjadi. Sebab, setiap hari selalu ada pergeseran hingga menyebabkan lebar retakan semakin bertambah.
Keretakan paling parah terjadi di RT02 dan RT03. Dua rumah warga di RT03 dan tiga rumah di RT02. Di bagian yang retak sudah tidak bisa lagi ditempati. Lantai sudah pecah dan dinding yang retak juga bergeser. Lebar retakan menganga hingga lebih dari sepuluh sentimeter.
Salah satu warga RT02 yang rumahnya mengalami retakan, Enung Mariati (32 tahun), mengatakan, keretakan kecil terjadi pasca hujan lebat yang mengguyur Kota Bandung pada tanggal 18 Maret lalu. Sejak itu retakan-retakan kecil di beberapa bagian rumah sudah mulai terlihat.
Enung menjelaskan, sejak saat itu dirinya merasa takut dengan kondisi yang terjadi. Pasalnya, hampir setiap hari retakan semakin lebar. "Hampir tiap hari itu ada bunyi krek krek begitu. Saya kan takut," katanya saat ditemui Republika di rumahnya, Senin (7/4).
Dikatakan Enung, retakan yang terjadi di rumahnya semakin parah ketika hujan lebat mengguyur. Hal itu dikarenakan meningkatnya debit air di Sungai Citepus. Rumah Enung persis berada di tepi aliran Sungai Citepus. "Mudah-mudahan saja nggak hujan. Kalau hujan saya was-was soalnya pas selesai hujan pasti retakannya tambah lebar," ujarnya.
Sementara itu, Camat Cicendo Asep Gufron ketika dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran bagian bawah tanah rumah warga sudah tergerus oleh aliran Sungai Citepus.
Kirmir yang ada di sungai itu juga sudah lapuk dan harus diperbaiki. Dia mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah kota terkait kejadian tersebut. "Kami sudah melapor beberapa waktu lalu sejak hujan lebat itu," ujarnya.