Selasa 08 Apr 2014 16:16 WIB

Islamic Centre Al Madani, Memikat di Tempat Terbatas (2)

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin memberikan sambutannya dalam peresmian Gedung Islamic Center Al Madani Muhammadiyah cabang Kayu Putih, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin memberikan sambutannya dalam peresmian Gedung Islamic Center Al Madani Muhammadiyah cabang Kayu Putih, Jakarta Timur.

Oleh: Mohammad Akbar     

Bentuk semacam itu juga dihadirkan pada tiga buah menara yang ada di bagian atap masjid. Menara-menara tersebut menempel langsung dengan bangunan utama.

Model perancangan semacam ini cukup jarang terlihat. Biasanya menara masjid di Indonesia ditampilkan secara terpisah dari bangunan utama masjid. Atau, jika disajikan menyatu dengan bangunan masjid biasanya menara tersebut berjumlah empat yang terpasang di empat penjuru mata angin.

Pada bangunan Islamic Centre Al Madani ini, tiga menaranya tidak mengikuti pakem masjid seperti di Indonesia. Dari ketiga menara tersebut, menara tertinggi berukuran 15 meter.

Pada perancangan awal, tinggi menara tersebut sempat dibuat dengan ketinggian mencapai 17 meter. ''Tetapi, karena pertimbangan terlalu tinggi dan aspek biaya, akhirnya tinggi menaranya diperpendek dari rancangannya,'' kata Dita, sang arsitek.

Konsep segi delapan ini ternyata tak hanya menghiasi bagian atapnya. Bentuk ruang semacam itu juga menghiasi bagian lubang angin yang ada di sisi interior.

Dita mengatakan, bentuk segi delapan itu merujuk pada bentuk logo Muhammadiyah. ''Tak ada makna yang terlalu macam-macam. Kami lebih mempertimbangkan sisi estetikanya saja,'' ujarnya.

Desain bangunan lainnya yang juga menjadi pusat perhatian adalah hadirnya lengkungan-lengkungan dengan bagian ujungnya yang meruncing. Model semacam ini juga hasil pengayaan dari bentuk lengkungan Masjid Nabawi. Bedanya, di Masjid Nabawi bentuk lengkungannya tidak selancip seperti lengkungan yang ada di Islamic Centre Al Madani.

Bentuk lengkungan ini sangat jelas terlihat sebagai penghias bagian fasad masjid. Lengkungan tersebut tersaji sebagai topi atau penaung pada bagian jendela serta pintu masuk.

Tampilan lengkungan ini rupanya sempat menuai pro-kontra. Ada yang mengklaim bentuk semacam itu menyerupai bentuk bangunan di gereja.

''Tapi, kalau kita melihat lebih jauh ke belakang, bangunan gereja itu justru juga banyak meniru bangunan masjid. Yang jelas bentuk lengkungan ini lebih terinspirasi bentuknya dari desain bangunan yang ada di Timur Tengah,'' ujar Dita menjelaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement