REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Status Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang mengalami erupsi sejak tahun 2013 diturunkan dari status Awas menjadi Siaga terhitung Selasa (8/4) pukul 17.00 WIB.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Medan, Selasa malam, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, status itu diberlakukan karena adanya tren penurunan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Dengan adanya penurunan status dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tersebut, BNPB mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait pemulangan pengungsi.
Untuk masyarakat di delapan desa yakni Desa Mardinding, Desa Perbaji, Desa Selandi, Desa Sukanalu, Desa Sigarang-garang, Desa Kutarakyat, Desa Kutagugung, Desa Kutatengah, dan Dusun Lau Kawar dapat kembali ke rumah masing-masing.
Pemulangan masyarakat dari delapan desa itu dapat dilakukan setelah adanya pembersihan tempat tinggal yang terkena abu vulkanik, termasuk mengganti atap yang rusak akibat ketebalan debu tersebut.
Adapun untuk delapan desa lain yang berpotensi mengalami ancaman guguran lava dan terpaan awan panas yang dapat terjadi sewaktu-waktu tetap berada dalam pengungsian.
Tiga diantaranya adalah warga dari Desa Sukameriah, Desa Bekerah, dan Desa Simacem yang tetap diungsikan karena berlokasi dalam radius 3 km.
Sedangkan lima desa lain adalah Desa Gurukinayan, Desa Kutatonggal, Desa Berastepu, Desa Gamber, dan Dusun Sibintun yang memiliki ancaman guguran lava dan luncuran awan panas meski berada di luar radius 3 km.
Pemkab Karo, Provinsi Sumatera Utara diharapkan dapat menyiapkan atau menambah jalur evakuasi dari Desa Kutatengah yang jalurnya menjauhi daerah bahaya sebelum masyarakatnya dikembalikan dari tempat pengungsian.
Kepala BNPB Syamsul Maarif, telah memerintahkan BNPB dan BPBD Sumatera Utara untuk melakukan persiapan pemulangan pengungsi di desa-desa dan dusun yang telah dianggap aman.