Jumat 11 Apr 2014 06:37 WIB

Cerdas Memilah Acara Dakwah (1)

Ceramah adalah salah satu metode dakwah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ceramah adalah salah satu metode dakwah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Perlu pembinaan dari MUI mengenai materi dakwah di televisi.

Dai bermunculan di layar kaca. Mereka menyuguhkan ceramah yang menjangkau audiens sangat luas. Ada yang benar-benar berilmu, ada pula yang sarat guyonan. Karena itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mendesak umat Islam bersikap cerdas.

Ia mengaku, di sebuah program dakwah televisi, ada dai atau pembawa acaranya yang memang memikat. Namun, mestinya ini tak membuat umat Islam terbuai. Mereka dituntut mampu membedakan mana dakwah sarat isi atau sekadar tontonan.

Kalau mau bersikap selektif dan punya prinsip, jika ada tayangan dakwah yang hanya menyuguhkan guyonan, tentu televisi akan dimatikan. Saat hal itu dilakukan secara massal, tentu dengan sendirinya rating atau peringkat acara itu rendah.

“Jadi, sekarang tergantung sepenuhnya pada masyarakat,” kata Din pada sela Halaqah Penguatan Dakwah dan Pendidikan Islam di Televisi, Selasa (1/4).

Sebenarnya, program dakwah di televisi bisa efektif. Sebab, dakwah yang ditampilkan dengan gambar berefek membius.

Mungkin menarik karena menyenangkan. Maka, ketika itu dimanfaatkan jadi medium dakwah, sangat bagus. Menurut Din, untuk mengatasi tayangan dakwah yang hanya menonjolkan hiburan, harus menjadi perhatian banyak pihak.

Selain umat Islam, hal itu ditentukan pula pemilik televisi atau penentu kebijakannya. Apakah pemilik mau mengombinasikan tontonan dan tuntunan. Idealnya, pengelola televisi tidak melulu mengejar dan mementingkan rating.

Apalagi, MUI mempunyai keterbatasan menyampaikan imbauan kepada pengelola televisi. Mereka juga bukan pemilik televisi. “Kami tak bisa menentukan isi tayangan,” kata Din. Untuk mengatasi persoalan ini, ia mendorong adanya kode etik.

Kode etik tersebut memberi batasan mana yang boleh dan tidak boleh. Tapi, menurut Din, membuat kode etik bukan ranah MUI, melainkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Wakil Ketua KPI Idy Muzayyad mengapresiasi munculnya program dakwah di televisi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement