Sabtu 12 Apr 2014 13:24 WIB

Jalan Panjang Nahdlatul Ulama (5-habis)

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj berpidato saat Halal Bihalal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj berpidato saat Halal Bihalal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta (ilustrasi).

Oleh: Afriza Hanifa

Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:

  • Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah untuk anggota NU pengamal tarikat yang muktabar.
  • Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh, untuk anggota NU yang berprofesi sebagai qari/qariah dan hafiz/hafizah.
  • Ikatan Sarjana NU disingkat ISNU, berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan kaum intelektual.
  • Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), untuk anggota NU yang berprofesi sebagai buruh/karyawan.
  • Pagar Nusa, untuk anggota NU yang  bergerak pada pengembangan seni bela diri.
  • Persatuan Guru NU (Pergunu), untuk anggota NU yang berprofesi sebagai guru dan atau ustaz.

Pimpinan tertinggi

Pimpinan tertinggi  NU disebut Rais Aam. Selama ini, posisi Rais Aam dipegang oleh kiai sepuh yang jauh dari kepentingan politik praktis. Berikut ini adalah daftar Rais Aam NU:

  • 1926-1947: KH Mohammad Hasyim Asy'ari
  • 1947-1971: KH Abdul Wahab Chasbullah   
  • 1972-1980: KH Bisri Syansuri   
  • 1980-1984: KH Muhammad Ali Maksum   
  • 1984-1991: KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq   
  • 1991-1992: KH Ali Yafie (pjs)   
  • 1992-1999: KH Mohammad Ilyas Ruhiat
  • 1999-2014: KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz   

NU dan politik

  • 1952: NU pertama kali terjun ke politik praktis saat memisahkan diri dari Masyumi.
  • 1955: Mengikuti pemilu dan berhasil merebut 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante.
  • Pada masa Demokrasi Terpimpin, NU dikenal sebagai partai yang mendukung Soekarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya, GP Ansor.
  • 5 Januari 1973: Atas desakan penguasa Orde Baru, NU menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan.
  • 1977 dan 1982: Mengikuti pemilu bersama PPP.
  • 1984: Pada Muktamar ke-27 di Situbondo, NU menyatakan diri kembali ke khittah 1926, yaitu tidak berpolitik praktis lagi.
  • Pascareformasi: Muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).  Pada Pemilu 1999, PKB memperoleh 51 kursi DPR, bahkan bisa mengantarkan Gus Dur sebagai Presiden RI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement