REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengatakan, ia tak masalah jika partainya hanya mendapat mitra koalisi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) saja. Sementara sepuluh partai peserta pemilu lainnya bergabung menjadi satu.
"Kalau nanti hanya saya dan Nasdem sementara yang lain jadi satu, ya terserah. Kalau tahun ini kita didukung rakyat dan media, saya tidak takut apa-apa," ujarnya dalam pertemuan dengan Forum Pemimpin Redaksi (Pempred) media massa, Selasa (15/4).
Menurut Jokowi, satu mitra partai tak jadi masalah asalkan solid. Jokowi mengaku, saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh beberapa waktu lalu, mereka tak sedikitpun membicarakan masalah pembagian kursi calon wakil presiden maupun menteri. Sebab, kata dia, PDIP hanya mau membangun kabinet kerja, bukan kabinet politik.
"Persoalan banyak. Kalau kabinet hanya urus partainya sendiri, bisa pusing nanti," kata pria penyuka warna hitam dan putih ini.
Jokowi lantas bercerita, PDIP hanya berkoalisi dengan Partai Gerindra di pemilihan gubernur Jakarta. PDIP, kata dia, hanya memiliki suara 11 persen, sementara Gerindra 6 persen. Meski suara mereka kecil, pemerintahan tetap bisa berjalan dengan baik tanpa ada nego-nego politik.
Hingga saat ini, PDIP memang baru resmi menyatakan koalisi dengan Nasdem. Meski demikian, partai berlambang banteng tersebut tengah melakukan penjajakan intensif dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).