REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Provinsi Jambi mengalokasikan anggaran untuk masyarakat yang mengalami stres atau tekanan jiwa, agar tidak terlantar.
"Walaupun jumlah warga yang stres di Jambi tidak banyak, namun pemerintah tetap mengalokasi anggarannnya," kata Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Selasa.
Namun demikian, untuk antisipasi, anggaran tersebut jumlahnya ditambah. Mengingat tahun ini merupakan tahun politik bersamaan dengan pelaksanaan pemilu legislatif.
"Pada tahun politik ini bisa saja ada caleg yang sudah habis uang banyak tapi tidak terpilih dan akhirnya menjadi stres," katanya.
Jika nanti banyak usulan untuk mengurus warga yang stres, pemerintah sudah siap memberikan bantuan.
Gubernur tidak menyebutkan besarnya anggaran yang disiapkan, namun dipastikan nantinya pemerintah daerah tidak akan menelantarkan jika ada warga yang stres.
Ia mengatakan, secara teknis, penanganan warga yang mengalami stres akan ditangani secara koordinasi antara rumah sakit umum daerah dengan rumah sakit jiwa, sehingga penanganannya bisa maksimal.
"Kami (pemerintah, red) akan mengantar warga yang stres ke rumah sakit jiwa dan seluruh biayanya akan ditanggung, mulai dari transportasi, biaya pendampingan dan biaya lainnya," tegasnya.
Selama ini Pemprov Jambi memang memberikan perhatian kepada warga yang mengalami stres agar diobati di RSJ, termasuk menanggung biaya pengobatannya. Langkah ini diambil pemerintah agar warga yang stres bisa segera ditangani, jangan malah dipasung atau diasingkan.
"Kami berharap tidak ada lagi warga stres yang dipasung, karena Pemprov memprogram Jambi harus bebas pasung," katanya.