REPUBLIKA.CO.ID, RAFFOUR -- Bentrokan di Kabylie Aljazair yang bergolak antara pasukan keamanan dan pemuda penentang pilpres, Kamis (17/4). Bentrokan itu menyebabkan sekitar 70 orang terluka.
Kelompok pemuda secara terpisah mengganggu pemungutan suara di wilayah Bouira, tenggara Aljiers. Mereka menggeledah tempat pemungutan suara (TPS) di tiga lokasi lama setelah dibuka pada pukul 07.00 waktu setempat. Sementara polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Setidaknya 70 orang terluka, termasuk 47 polisi. Pemungutan suara pun ditunda sementara di Raffour, M'Chedellah dan Saharij. Di Raffour, sentimen antirezim sangat terasa. Para pemuda bertopeng serta bersenjata dengan kain dan meneriakkan slogan permusuhan menghadapi polisi yang menembakkan gas air mata.
Mereka meneriakkan slogan termasuk " Ulach smah" ("Tidak ada pengampunan" di Kabyle, dalam dialek Berber), seruan balas dendam atas penindasan berdarah protes pada 2001, di mana lebih dari 100 orang tewas.
Graffiti tertulis di logam berbunyi: "Tidak untuk Bouteflika, tidak Benflis, ya untuk transisi demokrasi," merujuk pada Presiden Abdelaziz Bouteflika, yang mengupayakan terpilih kembali setelah 15 tahun berkuasa, dan lawan utamanya Ali Benflis.
Di Ighrem, juga di wilayah Bouira, pemuda bersenjata memblokir pintu keluar ke kota. Mereka juga membakar ban di jalan sebelum polisi turun tangan untuk membukanya kembali.
Di ibu kota, pasukan keamanan dikerahkan sangat banyak. Polisi agresif menangkap lima pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan antirezim.
Menteri Dalam Negeri Tayeb Belaiz bersikeras pemilu itu berlangsung dalam kondisi yang baik di 50.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri. Ia mengatakan pada TV negara bahwa 23 persen pemilih telah memberikan suara mereka pada pukul 13.00 waktu setempat.
Presiden yang menderita stroke ringan tahun lalu memberikan suara dengan menggunakan kursi roda, Kamis. Ia mendesak pemilih dalam jumlah besar karena mengincar masa bakti keempat.
Meski pun mengalami masalah kesehatan kronis, Bouteflika secara luas diperkirakan akan memenangkan kontes kepemimpinan terhadap lima kandidat lainnya.
Tetapi pemuda kelompok protes Barakat dan koalisi lima oposisi mendesak pemilih untuk menghindari pemilihan yang mereka katakan adalah "palsu".
Saingan utama pemilihan Bouteflika, Benflis, telah memperingatkan berulang kali penipuan yang digambarkan sebagai "musuh utama" dalam pilpres.