Selasa 12 Aug 2025 17:00 WIB

Pembunuhan Jurnalis Gaza Bentuk Rasa Putus Asa Israel

Kabinet Israel setuju untuk mencaplok Jalur Gaza.

Rep: Mg162/ Red: Teguh Firmansyah
Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif
Foto: File Al Jazeera
Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV --  Pembunuhan oleh Israel terhadap sejumlah jurnalis Aljazirah di Gaza memicu luapan duka dan kemarahan di berbagai platform media sosial. Ribuan orang menyerukan keadilan dan perlindungan bagi jurnalis Palestina.

Di X, pengguna membagikan ungkapan duka mendalam bagi para jurnalis Palestina, memuji keberanian mereka dan meratapi kehilangan tersebut.

Baca Juga

Banyak yang menyoroti risiko luar biasa yang mereka hadapi saat meliput di tengah pengeboman tanpa henti, blokade, pengungsian, dan kelaparan di tengah serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.

“Di dunia ini, (pembunuhan) jurnalis adalah kejahatan yang lebih besar daripada melakukan genosida secara terbuka,” tulis seorang pengguna.

Komedian Sammy Obeid menulis, “Satu-satunya alasan seseorang membunuh jurnalis adalah karena mereka mengatakan kebenaran.”

 Jurnalis terkemuka Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan terhadap tenda pers dekat Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza pada Ahad malam.  Serangan itu juga menewaskan Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, Moamen Aliwa, dan Mohammed al-Khalidi.

Banyak penghormatan daring berfokus pada Anas al-Sharif, yang dijuluki 'suara Gaza'. Wajahnya salah satu yang paling dikenal di Gaza.

Ia menolak meninggalkan Gaza utara dan terus melaporkan dalam kondisi yang sangat berbahaya, bahkan setelah perintah evakuasi paksa dari Israel.

Anggota parlemen independen Inggris, Jeremy Corbyn, mengecam pembunuhan para jurnalis sebagai hal yang menjijikkan untuk diungkapkan dengan kata-kata.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement