REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua kandidat utama juara Liga Primer Inggris, Manchester City dan Liverpool, mendapat kabar kurang mengenakkan. Meski berprestasi cemerlang di liga domestik musim ini, kedua klub berpotensi tak bisa tampil di Eropa di masa depan.
Kabar tak menggembirakan itu datang dari otoritas sepak bola Eropa (UEFA). Badan pengawas finansial UEFA (CFCB) memasukkan City dan Liverpool dalam daftar klub yang menjadi target investigasi. The Citizens dan the Reds disinyalir telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Dalam regulasi FFP, setiap klub Eropa hanya boleh merugi maksimal 45 juta euro atau setara 37 juta poundsterling dalam dua tahun. City mencatatkan kerugian sebesar 97,9 juta poundsterling pada 2012. Musim lalu, tim yang kini dinahkodai Manuel Pellegrini kembali melampaui batas dengan catatan kerugian senilai 51,6 juta poundsterling.
Menanggapi hal ini, Pellegrini mengaku santai. Ia percaya jajaran direksi klub mampu mengatasi persoalan tersebut.
"UEFA boleh berpendapat, tapi kami juga punya argumentasi. Ini isu penting bagi klub. Hanya, saya bukan orang yang bertanggung jawab atas hal itu," kata Pellegrini seperti dilansir ESPN.
Liverpool mengumumkan kerugian senilai 49,8 juta poundsterling pada Mei 2013. Musim sebelumnya, the Reds merugi hingga 40,5 juta poundsterling.
Klub memiliki celah untuk terhindar dari hukuman jika kerugian tersebut terdapat investasi pengembangan fasilitas atau pengembangan pemain muda. Namun, jika terbukti melanggar, hukuman skorsing dari kompetisi Eropa akan efektif pada 2015.
UEFA menyatakan tak akan membuka informasi selama proses investigasi berjalan. UEFA juga tak akan berkorespondensi dengan klub selama hasil investigasi belum final.
"UEFA hanya akan berkomunikasi setelah keputusan diambil oleh CFCB. Investigasi diperkirakan selesai pada Mei," demikian pernyataan resmi UEFA.