Rabu 23 Apr 2014 09:53 WIB

Ziarah Makam (1)

Ziarah kubur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ziarah kubur.

Oleh: Azyumardi Azra*     

Islam di Indonesia kaya dengan berbagai warisan histories. Salah satunya adalah makam-makam para penyiar Islam yang tersebar di berbagai pelosok Nusantara. Sebagiannya sudah terkelola dengan baik meski lebih banyak lagi telantar.

Makam-makam itu bukan hanya merupakan penanda arkeologis amat penting sebagai salah satu sumber rekonstruksi sejarah Islam di kawasan ini, tetapi sekaligus menjadi monumen simbolis menyangkut pembentukan corak Islam yang dibawa para penyiar Islam tersebut.

Banyak negara Muslim lain juga memelihara kekayaan warisan sejarah Islam, kecuali hanya Arab Saudi.

Di negara terakhir ini hampir tidak ada tersisa makam historis, kecuali makam Nabi Muhammad SAW beserta dua sahabat terdekatnya, Abu Bakar Shiddiq dan Umar ibn al-Khattab, di lingkungan Raudhah (min Riyadh al-Jannah)—dulu merupakan kamar Umm al-Mukminin, Siti Aisyah, Masjid Nabawi, Madinah al-Munawarah.

Beberapa tahun lalu sempat terjadi kegegeran di banyak Dunia Muslim ketika terbetik “rumor” Pemerintah Saudi bakal menggusur ketiga makam itu, dari Raudhah, dan memindahkannya ke bagian timur bangunan masjid sesuai rencana pembesaran Masjid Nabawi sehingga bisa menampung sekitar 1,6 juta jamaah.

Tidak jelas, setelah terjadinya oposisi dari banyak penjuru Dunia Muslim, apakah Saudi tetap melaksanakan rencana tersebut. Jika tetap dilaksanakan, ia memperpanjang daftar monumen historis yang lenyap atau berubah, yang dalam 20 tahun terakhir telah mencapai sekitar 95 persen di Makkah dan Madinah.

Ironi dan tragedi yang menimpa monumen-monumen historis di Arab Saudi jelas terkait dengan kerangka religio-ideologi Wahabiyah yang memandang warisan sejarah, khususnya makam, menjadi sumber kemusyrikan—mendorong khurafat dan takhayul bagi jamaah peziarah.

Mereka dianggap menjadikan figur dalam makam sebagai washilah untuk mendapat berkah dan ampunan Allah SWT.

*Cendekiawan Muslim

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement