Rabu 23 Apr 2014 15:37 WIB

Filsafat Islam Kaya Khazanah (2)

Suasana seminar internasional bertajuk Peran Filsafat Islam dalam Merakit Paradigma Peradaban berlangsung di Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Suasana seminar internasional bertajuk Peran Filsafat Islam dalam Merakit Paradigma Peradaban berlangsung di Jakarta.

Oleh: Syahruddin El-Fikri

Falsafah Nadzari mencakup Falsafah Ilahiyat (metaphysics), Primary philosophy, Riya dziyat (mathematics), yang disebut dengan Falsafah Wustha, dan yang terakhir Falsafah Thabiiyat (physics, natural philosophy).

Belakangan, filsafat Islam sudah mulai dilupakan. Hanya kalangan tertentu yang tertarik untuk mempelajarinya. Bahkan, cara berfikir yang rasional, bijak, dan bertanggung jawab justru makin terdesak oleh pola pikir yang dikembangkan pihak dunia barat.

Tak heran, bila lembaga, seperti Universitas Islam Negeri (UIN) atau IAIN, sebagai lembaga pendidikan tinggi agama Islam, terpanggil untuk menghidupkan kembali makna asli dari filsafat.

Bekerja sama dengan sejumlah lembaga terkait, seperti Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Jakarta, UIN Jakarta, Unika Atmajaya, UI Depok, UIN Bandung, UGM Yogyakarta, UIN Yogyakarta, IAIN Surabaya, Unmuh Malang, Penerbit Mizan, digelar Serial Konferensi se-Jawa tentang Filsafat Islam dalam Kebudayaan Indonesia, pada 5-15 Januari 2009 silam.

Ketua Penyelenggara Serial Konferensi ini, Husain Heriyanto, mengungkapkan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka merespons rekomendasi Kongres Dunia Filsafat bertema Rethinking Philosophy Today, di Seoul pada Agustus 2008 silam yang menyerukan agar filsafat memiliki komitmen intelektual terhadap problem peradaban kontemporer.

''Kita tentu sangat prihatin dengan kondisi ini. Apalagi, kian disadari, filsafat dan kebudayaan barat modern telah membonceng imprealisme politik dan ekonomi barat dalam membelenggu cara berpikir manusia modern,'' ujar Husain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement