REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel, Kamis (24/4) waktu setempat, menghentikan sementara perundingan damai dengan Palestina setelah Presiden Mahmoud Abbas dari faksi Fatah secara mengejutkan bersatu dengan kelompok Hamas.
"Pemerintah Israel tidak akan melakukan perundingan dengan pemerintah Palestina yang didukung oleh Hamas, organisasi teror yang menyerukan penghancuran Israel," tulis pernyataan resmi yang disiarkan setelah enam jam rapat kabinet.
Di Washington, Amerika Serikat saat ini tengah mempertimbangkan pilihan untuk tidak meneruskan bantuan terhadap pihak Otoritas Palestina jika Abbas memutuskan untuk memasukkan tokoh Hamas dalam kabinetnya.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, juga telah menelpon Abbas pada Kamis untuk menyampaikan kekecewaan terhadap rekonsiliasi Fatah-Hamas tersebut.
Kerry menekankan bahwa pemerintah Palestina harus tunduk pada prinsip non-kekerasan, mengakui negara Israel, dan mematuhi kewajiban yang tertulis dalam perjanjian yang telah dibentuk sebelumnya.