REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden AS Barack Obama mengatakan, Jumat, ia akan berbicara dengan pemimpin Eropa mengenai situasi di Ukraina dan kemungkinan untuk memberlakukan sanksi yang lebih luas jika Rusia meningkatkan aksinya mendukung pemberontak di timur negara itu.
Obama, dalam kunjungannya ke ibukota Korea Selatan, ingin menggandeng Uni Eropa menuju pengenaan sanksi baru bagi Rusia terkait krisis Ukraina, kata sumber yang mengetahui isu tersebut sebelumnya.
Obama mengatakan akan memastikan para pemimpin Eropa menerima pandangannya bahwa Rusia telah gagal mematuhi kesepakatan damai Ukraina yang dibuat di Jenewa awal bulan ini.
Diskusi dengan sekutu-sekutu Eropa itu kemungkinan juga akan membicarakan sanksi lebih keras bagi Rusia.
"Apa yang juga penting adalah meletakkan dasar, sehingga ketika kita melihat ketegangan yang meningkat, bahkan mungkin serangan militer ke Ukraina oleh Rusia, kita siap dengan sanksi sektoral yang bisa memiliki konsekuensi lebih luas," kata Obama.
Sanksi sektoral merujuk pada aksi lebih luas yang menyasar pada bagian-bagian tertentu ekonomi Rusia, seperti pertahanan atau sektor energi.
Para pejabat AS semakin tidak sabar dengan apa yang mereka gambarkan sebagai kegagalan Rusia untuk mengikuti persyaratan dalam kesepakatan 17 April.
AS juga kecewa dengan keengganan beberapa negara Eropa, terutama Jerman dan Italia, untuk menjatuhkan sanksi ekonomi putaran baru terhadap Rusia. Meski demikian AS masih tetap memilih beraksi bersama-sama dengan UE daripada melakukannya sendiri.
Obama mengatakan sulit untuk mencapai konsensus diantara negara-negara anggota UE untuk sanksi putaran baru tersebut."Ada beberapa variasi dalam Eropa ini," katanya.