REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebanyak 40 orang telah ditawan di Kota Kecil Slavyansk, Ukraina Timur, tempat pemrotes pro-Rusia menduduki gedung pemerintah, Senin (28/4).
Menurut Maryna Ostapenko, Juru Bicara Dinas Keamanan Ukraina (SBU), para pegiat, yang telah menangkap beberapa orang, belum mengajukan ketentuan apa pun bagi pembebasan pada sandera.
Dilansir Xinhua, Ostapenko mengatakan Pasukan Khusus Rusia mungkin terlibat dalam penculikan pengamat militer Eropa di Kota Slavyansk, Ukraina Timur.
Pada Jumat (25/4), pegiat separatis pro-Moskow merebut satu bus yang membawa delapan pengamat internasional, yang beroperasi di bawah mandat Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE), dan lima perwira militer Ukraina yang mengawal mereka.
Para penculik mengaku telah menemukan seorang mata-mata Ukraina ikut melakukan perjalanan dalam kelompok tersebut.
Pada Ahad (27/4), gerilyawan membebaskan seorang pengamat karena alasan kesehatan, tapi mengatakan mereka tak memiliki rencana untuk membebaskan para perwira Ukraina dan pengamat lain internasional.
Pada Senin, protes pro-Rusia menyebar ke satu kota kecil lain di Ukraian Timur saat sekelompok orang, termasuk banyak mengenakan masker, menduduki satu gedung pemerintah di Gorlovka di Wilayah Donetsk.
Demonstran pro-Moskow melancarkan protes mereka di Ukraina Timur sejak awal April, dan menuntut referendum mengenai otonomi wilayah dan hubungan lebih erat dengan Rusia.