Rabu 30 Apr 2014 18:53 WIB

BOJ Tunda Pelonggaran Moneter, Kurs Yen Menguat

Mata uang yen Jepang (ilustrasi)
Foto: WIKIPEDIA
Mata uang yen Jepang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kurs yen menguat di Asia pada Rabu (30/4), setelah bank sentral Jepang (BoJ) menunda pelonggaran moneter baru, meski ada kekhawatiran bahwa pemulihan Jepang goyah karena data ekonomi kurang menggembirakan dan kenaikan pajak penjualan baru-baru ini.

Pada perdagangan sore hari di Tokyo, dolar melemah menjadi 102,50 yen, turun dari 102,64 yen di New York pada Selasa. Euro juga melemah menjadi 1,3807 dolar dan 141,51 yen dari 1,3811 dolar dan 141,75 yen di New York.

Para pembuat kebijakan BoJ juga menurunkan ekspektasi pertumbuhan mereka untuk ekonomi nomor tiga dunia itu, mengatakan akan tumbuh 1,1 persen pada tahun fiskal hingga Maret mendatang, turun dari perkiraan sebelumnya 1,4 persen, menurut laporan tinjauan semi-tahunan BoJ yang mengukur median dari pandangan para anggota.

Namun, mereka memperkirakan inflasi akan datang pada 1,3 persen selama periode waktu yang sama, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

Beberapa analis mempertanyakan pandangan optimis inflasi. "Saya bertanya-tanya bagaimana mereka akan menjelaskan kenaikan harga sementara merevisi turun proyeksi pertumbuhan," Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.

Harga-harga cenderung meningkat ketika ekonomi membaik dan permintaan barang meningkat. "Ini memberi saya kesan bahwa angka inflasi dibuat secara artifisial," tambahnya.

Penurunan tingkat pertumbuhan dikeluarkan setelah para anggota dewan mengakhiri pertemuan mereka di mana mereka telah menahan diri pada perluasan stimulus besar-besaran yang diluncurkan setahun yang lalu, bagian penting dari upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mengakhiri deflasi bertahun-tahun.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda telah terjebak ke dalam target inflasi ambisius 2,0 persen dan mengatakan ia akan memperluas rencana pembelian aset jika diperlukan, meskipun tumbuh keraguan di kalangan para analis.

Pada Selasa, dolar naik terhadap euro setelah harga-harga di Jerman turun bulan-ke-bulan, memperbarui kekhawatiran tentang inflasi yang rendah di zona euro.

Pedagang juga menunggu kesimpulan pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS dan perkiraan awal produk domestik bruto (PDB) AS dalam tiga bulan pertama tahun ini pada Rabu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement