REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pesepak bola internasional Prancis yang bermain di Liga Premier Inggris, Samir Nasri, menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan Islamofobia dan sentimen anti Muslim di Prancis. Pria yang juga memperkuat tim nasional sepak bola Prancis itu menilai saat ini makin sulit menjalani hari-hari sebagai seorang Muslim di Prancis.
"Belakangan, umat Islam di Prancis makin tidak leluasa. Tiga empat tahun ini, komunitas Muslim diperlakukan tidak laik. Tak bisa dipungkiri ini juga terkait kubu ekstremis sayap kanan," kata pemain dari Klub Manchester City itu, seperti dikutip The Telegraph, Rabu (30/4).
Nasri, yang memiliki darah Aljazair, merujuk pada fenomena meningkatnya sentimen kubu ekstremis sayap kanan dan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen.
"Warga Perancis berbalik dan menyerang Muslim, itu agak menyeramkan. Padahal, 10 hingga 15 tahun lalu tidak begini. Saya tidak suka mentalitas yang dibangun di Prancis saat ini," tutur Nasri.