Oleh: Mohammad Akbar
Gaya Mimar Sinan
Material kubah Masjid Al Noor terbuat dari bahan serta beton bertulang atau glass fibre reinforced concrete (GRC).
Material ini menjadi salah satu bahan yang kerap digunakan untuk membuat kubah masjid pada masa kini. Peranan kubah dalam masjid sesungguhnya tak hanya sekadar sebagai penghias semata.
Lebih dari itu, hadirnya kubah biasanya sangat membantu untuk menghadirkan sistem akustik suara di dalam masjid menjadi lebih maksimal.
Lalu tampilan yang cukup identik lainnya dengan arsitektur bergaya Ottoman adalah bentuk menara pada masjid Al Noor ini. Menara di masjid ini berjumlah dua. Letaknya menyatu dengan bagian utama masjid.
Lantas untuk tingginya mencapai 52 meter dari permukaan. Bagian teratas dari menara masjid berbentuk silinder yang runcing. Gaya pembuatan menara kali pertama diperkenalkan oleh Mimar Sinan. Ia adalah arsitek yang paling berpengaruh dalam perancangan sejumlah masjid pada masa Ottoman.
Pada bagian dasar menara, mempunyai bentuk kotak. Setelah itu dipadukan dengan bentuk silinder yang ramping. Pada bagian atas menara kemudian hadir bentuk kerucut menyerupai pensil. Di antara bentuk ruang yang silinder tadi, hadir juga balkon kecil.
Untuk menambah lagi nilai estetika, pada bagian luar juga dihiasi ornamen flora dengan bentuk yang berulang-ulang dan menyatu.
Ornamen itu dapat dilihat pada bagian tepi atap, bagian pinggir pintu dan juga bagian jendela. Semua ornamen yang tersaji di bagian eksterior ini selanjutnya dibungkus dengan pilihan warna cerah dan menampilkan masjid yang bersih.
Setelah dipuaskan dengan sajian eksterior yang menawan, pandangan mata jamaah juga semakin diperkaya saat telah berada di dalam masjid.
Pada bagian bawah kubah, tersaji hiasan yang lebih menawan. Hiasan dekoratif itu diperkaya dengan tulisan kaligrafi yang dicomot dari penggalan surat di Alquran serta kombinasi bentuk bunga.