Ahad 04 May 2014 07:29 WIB

Flu Arab Sudah Tiba di AS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
  Petugas kesehatan Bandara Ninoy Aquino International Airport di Manila, memeriksa para penumpang pesawat dari kawasan yang diduga terjangkit virus MERS.
Foto: EPA/Ritchie B. Tongo
Petugas kesehatan Bandara Ninoy Aquino International Airport di Manila, memeriksa para penumpang pesawat dari kawasan yang diduga terjangkit virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, INDIANA-- Kasus pertama virus korona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau kerap disebut flu Arab ini tiba di Amerika Serikat, tepatnya di Indiana. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan pada Jumat waktu setempat, pasien adalah petugas medis yang sebelumnya bepergian ke Saudi Arabia.

Direktur National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Anne Schuchat mengatakan pasien laki-laki berkewarganegaraan Amerika itu bekerja sebagai penyedia perawatan kesehatan di Riyadh. Ia pulang ke Indiana AS setelah sebelumnya menempuh perjalanan dari Chicago dan London pada 24 April.

Indiana State Department of Health mengatakan, ia mulai mengalami gejala seperti batuk, sesak nafas dan demam pada 27 April. Ia kemudian melapor ke rumah sakit Munster, Indiana pada 28 April. Saat ini pasien telah diisolasi dan berada dalam kondisi stabil.

Ia menerima pasokan bantuan oksigen namun bukan ventilator. Schuchat mengatakan saat ini resiko penularan masih rendah karena sepertinya virus ini tidak mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. CDC menyatakan pihaknya dan Departemen Kesehatan sedang menyelidiki kasus tersebut.

''CDC, IDPH (Illinois Department of Public Health) and CDPH (Chicago Department of Public Health) tidak menyarankan seseorang dengan gejala demikian untuk bepergian dengan pesawat ataupun bis, itu akan meningkatkan resiko penularan,'' kata Direktur IDPH LaMar Hasbrouck. Sebelumnya, pasien MERS pertama AS itu pergi ke Indiana menggunakan bis dari Chicago untuk menuju Indiana.

Hasbrouck mengatakan semua penumpang pesawat dan bis yang naik bersama pasien akan dihubungi oleh CDC mulai Sabtu. Jika ada peningkatan resiko, penanganan lebih lanjut akan dilakukan. ''Hingga saat ini belum ada terduga korban di O'Hare Airport,'' kata komisioner CDPH.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement