REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk menyalahkan aparat keamanan negara karena telah gagal menghentikan kekerasan yang pecah di Odessa. Tragedy tersebut menyebabkan lebih dari 40 orang telah tewas.
Lanjutnya, ia pun mengatakan akan melakukan penyelidikan secara independen atas peristiwa ini. Mayoritas para korban yang tewas merupakan para separatis pendukung Rusia karena terjebak dalam kobaran api setelah membarikade diri mereka sendiri di sebuah gedung bangunan.
Pernyataan perdana menteri ini disampaikan setelah pasukan Ukraina dikepung oleh massa pendukung Rusia di Sloviansk. “Saya pribadi menyalahkan aparat keamanan dan penegak hukum karena tidak bertindak apapun untuk menghentikan kekerasan ini,” katanya seperti dilansir dari BBC.
Menurutnya, aparat keamanannya tersebut kurang cakap dan telah melanggar hukum. Ia pun juga mengatakan kepala kepolisian di Odessa telah dipindahkan dan investigasi telah dimulai. Tak hanya menyalahkan pihak keamanan, Yatsenyuk juga menyalahkan kelompok pendukung Rusia yang telah memprovokasi terjadinya kekerasan.
Ia menyalahkan Rusia dan para pendukung Rusia karena memicu perang sipil untuk memecah belah Ukraina. Sementara itu, kepala Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina, Andriy Parubiy mengatakan aparat militer akan memperluas operasinya di wilayah yang lebih banyak diduduki oleh para ekstrimis dan teroris.
Sebelumnya, sekitar 42 orang telah tewas akibat bentrokan antara massa pendukung Rusia dan massa pendukung Kiev yang terjadi di Odessa pada Jumat lalu.