REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bank di Indonesia menyasar penyaluran kredit mikro. Pasalnya, kredit mikro memberikan marjin yang tinggi.
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk saat ini memiliki portfolio segmen mass market atau usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar 52 persen dari portfolio kredit. Direktur Perbankan Mikro Danamon Minhari Handikusuma mengatakan, Perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi kredit mikro tahun ini. "Kami kan sudah ada 300 ribu nasabah existing itu juga bisa kita lakukan penambahan," ujar Minhari.
Ia mengatakan, Perseroan juga akan bekerja sama dengan komunitas dan mengembangkan layanan sektor agri. Perusahaan juga akan menambah supply chain nasabah. "Nasabah kita yang ada di corporate yang di komersial atau usaha-usaha menengah tentukan punya jaringan retailernya tentu juga bisa pembiayaan berantai," ujarnya.
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) juga mencatatkan pertumbuhan kredit mikro yang tinggi. "Mikro tumbuh tinggi, yang banyak meningkat kredit mikro yang Rp 20 juta- Rp50 juta. Kita tahu semakin kecil kredit, bunga semakin tinggi," ujar Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni.
Tingginya yield dari kredit mikro mendorong marjin bunga bersih (NIM) BRI. NIM triwulan I-2014 meningkat menjadi 9,06 persen, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 8,19 persen. Perolehan NIM tersebut menggenjot laba Perseroan sehingga dapat tumbuh 17,86 persen menjadi Rp 5,9 triliun pada triwulan pertama ini.
Bisnis mikro BRI juga mencatat peningkatan jumlah debitur. Hingga akhir Maret 2014 jumlah debitur mikro BRI mencapai 6,7 juta orang.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk pada triwulan pertama mencatat pertumbuhan kredit mikro sebesar 36,4 persen menjadi Rp 28,2 triliun. Jumlah nasabah mikro juga meningkat menjadi 358 ribu nasabah, dari 327 ribu nasabah di triwulan I 2013 lalu.
Direktur Komersial dan Banking Business Mandiri Sunarso mengatakan, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro.