REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyoroti fenomena pendukung Jokowi yang sulit menerima kritikan dibandingkan pendukung Prabowo Subianto. Ramadhan membandingkannya dengan merujuk pada fenomena di media sosial.
"Kalau ada orang yang mengomentari Pak Jokowi selalu dibully pendukungnya. Beda dengan saat mengomentari Pak Prabowo yang lebih bisa menerima kritik dibanding tim Pak Jokowi," kata Pohan dalam diskusi 'Visi dan Misi HAM para Capres' di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (6/5).
Menurut dia, seorang kandidat yang maju dalam pemilihan presisen harua siap menerima kritik dalam bentuk ekstrem. Bahkan, serangan pribadi juga wajib diterima dengan lapangan. Kendati begitu, ia mengingatkan, capres yang selalu menjadi sasaran fitnah tidak pernah kalah.
Ramadhan menyoroti capres Partai Gerindra, Prabowo yang selalu mendapat sorotan terkait pelanggaran HAM. Dia menilai, serangan ke Prabowo sangat luar biasa kencang dibandingkam Pemilu 2009. Lima tahun lalu, Prabowo menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri.
"Tentang HAM selalu dikaitkan ke Pak Prabowo. Tetapi, lima tahun lalu Pak Prabowo menjadi cawapres Ibu Mega, mengaoa isu HAM tidak diangkat pada waktu itu?" ujarnya.