REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia yang berencana umroh dan berhaji ke Tanah Suci diimbau untuk berpikir ulang. Dr Cera Wicaksono Pitoyo, anggota Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengungkapkan, besarnya resiko terserang virus MERS-Cov yang sedang mewabah di Saudi.
"Tolong berpikir ulang dengan sebijaknya antara resiko disana dan saat menunda (haji/umroh) sampai wabah ini berkurang," ujar Dr Cera W Pitoyo kepada wartawan seusai jumpa pers terkait virus MERS-Cov di kantor IDI, Jakarta Pusat, Kamis (8/5).
Ia menuturkan, imbauan itu bukan bermaksud untuk melarang jamaah berangkat ke timur tengah sehingga adanya stigma melarang ibadah. Namun, sebaiknya masyarakat perlu memperhatikan dan mempertimbangkan matang jika akan berangkat kesana.
Pihaknya pun mendorong lembaga pemberangkatan haji untuk membantu dan mengawasi agar para jamaah terbiasa cuci tangan, mencuci mulut serta, membatasi kunjungan ke tempat yang bukan tempat ibadah seperti kebun.
"Penularan virus MERS-Cov juga bukan hanya melalui unta, akan tetapi kelelawar. Beberapa kasus positif," ungkapnya. Menurutnya, meski penyebaran virus MERS-Cov tidak terlalu besar, virus tersebut berbahaya. Maka untuk pihak yang mau berangkat diharapkan lebih bijak.
Dr Cera mengatakan jika banyak masyarakat Indonesia yang tetap pergi ke Timur Tengah dan ada yang terkena virus MERS-Cov, pihaknya sudah mengantisipasi itu dengan penanganan sistem saat menangani kasus Flu Burung dan SARS.
"Kita tinggal mengembalikan (sistem) dan tinggal dijalankan, soalnya virusnya sama," katanya.