REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Pada awal dibentuk, Boko Haram diakui sebagai organisasi damai yang dideklrasikan untuk kebaikan manusia. Namun, kebrutalan polisi atas aksi damai Boko Haram pada 2009 menjadi pemicu berubahnya garis perjuangan organisasi ini.
Pengajar politik dan Islam di Universitas Westminster, London, Abdelwahab El-Affendi, mengatakan aksi makin keras Boko Haram tersembur lagi setelah pemimpin dan pendiri Boko Haram, Muhammad Yusuf, tewas dalam tahanan polisi. Yusuf meninggal di sel polisi beberapa hari setelah penahanannya pada Juli 2009 sebagai buntut bentrokan dengan polisi.
"Sejumlah gambar video memperlihatkan aksi polisi yang membunuh Yusuf pada saat di penjara," kata Abdelwahab seperti dikutip Aljazeera, Selasa (13/5).
Kedua hal ini, menurut Abdelwahab, memicu kekerasan demi kekerasan yang dilakukab Boko Haram. Mereka juga aktif melakukan rekrutmen untuk memperkuat posisi mereka dengan terus meneror warga sipil.
Sekolah-sekolah, guru, dan siswa serta warga sipil lainnya menjadi incaran serangan Boko Haram. Terakhir, mereka menculik 276 siswa perempuan dari sebuah sekolah asrama di Nigeria. Hingga hari ini, para siswa itu belum dilepaskan.
Boko Haram dideklarasikan secara resmi di Maidugri, Ibu Kota Borno, Nigeria utara, pada 2002. Organisasi ini diumumkan secara terbuka dan ingin terciptanya keadilan secara merata dengan cara damai.
Boko Haram yang berarti "semua pendidikan modern (Barat) adalah dosa (haram)" kemudian rutin menggelar aksi demonstrasi. Pada 2009, aksi mereka disambut kekerasan oleh oknum polisi Nigeria yang memang tidak suka dengan kehadiran organisasi ini.