REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perundingan nuklir Iran dengan enam negara maju belum gagal dan akan dilanjutkan dalam waktu dekat. Demikian kata perunding kawakan Iran, Abbas Araqchi, seperti dikutip anggota parlemen Hojjatollah Khodaei Souri, Ahad.
Araqchi membuat pernyataan itu dalam pertemuan Komisi Hubungan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Majlis.
Rapat tersebut meninjau apa yang terjadi selama perundingan nuklir terakhir antara Iran dan P5+1 (lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina ditambah Jerman), dalam agenda sidang komisi saat ini.
Araqchi menjelaskan kepada para anggota parlemen mengenai pembicaraan nuklir di Wina pekan lalu.
''Dia mengatakan kedua pihak gagal menyepakati sejumlah isu, tetapi ia menyatakan harapan babak berikutnya pembicaraan akan membuahkan hasil yang lebih baik,'' kata Khodaei Souri, anggota Komisi Hubungan Luar Negeri.
Wakil menteri luar negeri mengatakan bahwa putaran pembicaraan berikutnya akan jatuh tempo pada 16-20 Juni. Tetapi, ia mencatat bahwa konsultasi informal mungkin terjadi antara kedua pihak bahkan sebelum saat itu.
Araqchi mengatakan bahwa perundingan tentang penyusunan kesepakatan akhir akan berkembang semakin sulit.
Namun, ia menyatakan harapan bahwa perundingan akan dilanjutkan pada 20 Juli. Batas waktu yang ditetapkan untuk mengangkat sanksi sewenang-wenang yang dijatuhkan Barat kepada Iran.