Senin 19 May 2014 20:42 WIB

Muhammadiyah Jadikan Hutan sebagai Ladang Dakwah

Rep: c64/ Red: Asep K Nur Zaman
Sebuah hutan lindung (ilustrasi)
Sebuah hutan lindung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kawasan hutan, bagi Muhammadiyah, termasuk ladang dakwah. Wujudnya, ormas Islam ini membentuk sebuah gerakan yang berfokus pada penyelamatan hutan dan perlindungan hak warga sekitar hutan.

Gerakan tersebut memberikan perhatian lebih dalam bentuk bantuan advokasi terhadap masalah-masalah tata kelola hutan. “Ini adalah wujud dari komitmen Muhammadiyah dalam pemberdayaan dan penyelamatan lingkungan hidup, khususnya pada hutan,” ungkap Ahmad Ma’ruf, wakil ketua Majelis Pemberdayaan Masyaraat Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, saat dihubungi Republika, Senin (19/5).

Muhammadiyah, menurut dia, juga telah mempunyai Fikih Perlindungan Hutan, sehingga mendukung gerakan advokasi tersebut. Gerakan ini juga akan diarahkan ke seluruh struktural Muhammadiyah dari pusat hingga ke daerah.

Gerakan itu bertujuan memberikan bantuan kepada warga yang berada disekitar hutan dan mengalami kerugian dari pengelolaan peralihan hutan. Sebab, seperti peralihan yang merubah hutan menjadi perkebunan maupun pertambangan, sangat memberikan dampak besar kepada lingkungan hidup disekitarnya.

Ahmad menjelaskan, terdapat beberapa daerah yang saat ini menjadi target utama dalam gerakan tersebut yaitu Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua. Muhammadiyah tengah melakukan sosialisasi kepada para pimpinan daerah, aktivis pemuda, hingga perguruan tinggi yang memahami ilmu kehutanan maupun tata kelola hutan.

“Sosialiasi sudah kami lakukan dan tengah dalam proses, hal itu dilakukan agar gerakan ini dapat sesuai dan tepat, dari sisi fungsi hutan dan kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Dengan gerakan ini kami lebih berfokus pada kebijakan-kebijakan yang terkait pada daerah hutan itu,” tandas Ahmad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement