REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan pada akhir masa peralihan dari musim hujan ke kamarau saat ini ada fenomena El Nino lemah, meskipun di sejumlah tempat khususnya di Jawa masih terjadi hujan.
"Bulan Mei ini sudah memasuki akhir masa peralihan, dan Juni diperkirakan sudah masuk musim kemarau. Tapi, berdasarkan analisis, ada fenomena El Nino lemah yang berdampak terhadap perubahan cuaca regional kendati terkadang masih muncul hujan khususnya di Jawa," katanya di Surabaya, Rabu (21/5).
Menurut dia, suhu permukaan Samudera Hindia saat ini masih hangat, sekitar 29 derajat Celcius, meskipun pergerakan semu matahari sudah berada di utara khatulistiwa.
Dampaknya, menurut Eko, daerah sekitar Samudera Hindia seperti selatan Jawa, Bali dan Sumbawa, masih berpeluang diguyur hujan.
"Daerah-daerah ini masih berpeluang diguyur hujan, meskipun bersifat ringan dan tidak merata," tuturnya, menjelaskan.
El Nino adalah suatu gejala alam memanasnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang berdampak luas dengan gejala berbeda-beda, baik bentuk dan intensitasnya.
Eko menambahkan, El Nino sering berpengaruh di Indonesia seperti ancaman kekeringan yang meluas. "El Nino membawa sifat menguatnya kemarau. Jadi, masyarakat hendaknya waspada dan antisipatif," ujarnya.