Kamis 22 May 2014 17:38 WIB

Terjadi Revolusi di Asia

Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di  Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).
Foto: Reuters
Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai saat ini sedang terjadi revolusi di kawasan Asia. Sebab, Asia telah menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dunia.

"Di Asia, saat ini sedang terjadi revolusi untuk keluar dari kemiskinan. Juga sedang terjadi ledakan kelas menengah, produktivitas dan kreatifitas," katanya saat memberikan pidato berjudul “Leveraging Growth With Equity” di hadapan forum World Economic Forum, Filipina, Kamis (22/5).

Ia menyakini dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, Asia termasuk ASEAN akan mengalami pembangunan yang semakin merata dan seimbang. Presiden SBY pun menyampaikan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menciptakan pemerataan.

Presiden SBY melihat peran pendidikan, financial inclusion, dan entrepreneurship untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi secara berkeadilan dalam sepuluh tahun terakhir.Hasilnya, Indonesia masuk dalam 10 besar ekonomi dunia oleh Bank Dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP).

“Indonesia memiliki empat track strategi ‘pro growth, pro job, pro poor, and pro environment’,” sebut SBY.

Presiden SBY berada di Manila selama dua hari. Selain untuk melakukan kunjungan kenegaraan, Presiden SBY juga berbicara di forum World Economic Forum on East Asia (WEFEA). Rencananya, Presiden juga akan mendapatkan dua gelar, yakni gelar kehormatan Order of Sikatuna with the rank of Raja (Grand Collar) dari Pemerintah Filipina dan Global Statesman Award dari WEFEA.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement