REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Raksasa kartu kredit Visa pada Ahad (8/6) bergabung dalam kubu sponsor-sponsor utama yang menuntut badan sepak bola dunia FIFA mengambil tindakan seputar kasus korupsi pada pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Sebelumnya Sony dan Adidas telah meminta FIFA menindaklanjuti penyelidikan terhadap dugaan adanya suap yang dibayarkan untuk mendukung upaya Qatar menjadi tuan rumah turnamen tersebut.
Investigator FIFA Michael Garcia mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan penyelidikannya pada Selasa dan memberikan laporan pada pertengahan Juli. "Visa tidak ambil bagian pada administrasi olahraga," demikian pernyataan yang dirilis oleh grup kartu kredit itu.
"Harapan kami adalah bahwa semua mitra kami tetap memelihara standard-standard etika yang kuat dan mengoperasikannya dengan transparan."
"Kami paham bahwa FIFA memperlakukan masalah ini dengan serius dan kami akan terus memonitor investigasi internal mereka. Kami berharap FIFA akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk merespon laporan dan rekomendasi-rekomendasi yang ada," kata perwakilan Visa.
Qatar telah membantah tuduhan-tuduhan yang dilaporkan surat kabar The Sunday Times, yang menulis bahwa mantan petinggi sepak bola Qatar Mohamed Bin Hammam menyuap lebih dari lima juta dolar untuk memenangi dukungan menjelang pengambilan suara 2010, untuk penunjukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022