REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Monumen Taj Mahal akan dibersihkan dengan menggunakan lumpur untuk menghilangkan noda kekuningan akibat polusi.
Perawatan tersebut diharapkan dapat mengembalikan kilau alami dan warna putih marmer. Pembersihan itu adalah yang keempat kalinya dilakukan.
Sebelumnya, pembersihan dengan menggunakan lumpur dilakukan pada 2008. Namun, tingkat polusi di sekitar bangunan yang tinggi membuat pembersihan perlu dilakukan kembali.
"Akibat meningaktnya polusi di kota, marmer putih menjadi kekuningan dan kehilangan kilaunya," ujar B M Bhatnagar dari Badan Survei Arkeologi India kepada Press Trust of India, seperti dikutip dari BBC, Senin (9/6).
Dia mengatakan, proses pembersihan telah dimulai. Pembersihan itu didasarkan pada cara tradisional yang dipakai perempuan India untuk mengembalikan kilau alami wajah mereka.
Tanah liat setebal dua milimeter akan ditempelkan di bagian dinding Taj Mahal yang akan dibersihkan. Kemudian, didiamkan semalam hingga kering.
"Saat kering, tanah akan dibersihkan dari permukaan dengan sikat nilon halus dan dicuci dengan air yang telah disuling untuk menghilangkan noda yang menempel," kata Bhatnagar.
Perawatan semacam ini telah dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada 1994, 2001 dan 2008. Terakhir kali, pembersihan menelan biaya sekitar 24 ribu dolar AS. Proses tersebut dilakukan 24 orang ahli selama enam bulan.