REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kebijakan pemusnahan kangguru menuai protes. Sejumlah taman dan fasilitas layanan konservasi di Australian Capital Territory (ACT) menjadi sasaran serangan perusakan atau vandalisme sejumlah orang tidak bertanggung jawab. Serangan ini diduga sebagai bentuk protes atas kebijakan pemberantasan hewan kangguru tahunan yang dilakukan otoritas ACT.
Petugas dari Layanan Kawasan dan Balaikota (TAMS) mengatakan mereka tiba di depot kendaraan dinas di Canberra, Selasa (16/6) pagi. Di lokasi kejadian, ditemukan 10 kendaraan dan satu gedung milik pemerintah telah dirusak. Mereka yakin pelaku vandalisme masuk ke fasilitas itu pada malam hari dengan jalan memotong pagar kawat dan menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 10 ribu dolar.
Roda kendaraan dinas tersebut disayat dan kaca jendela bagian depan dan samping kendaraan itu dihancurkan. Sekitar belasan jendela dibagian depan kantor depot kendaraan dinas juga ikut menjadi sasaran pelemparan batu.
Pekerja di kawasan Taman dan Konservasi ACT, Peter Galvin merasa yakin pelaku vandalisme itu adalah aktifis lingkungan. Kelompok itu menentang kebijakan pemberantasan kangguru yang telah resmi diberlakukan kembali tahun ini. "Menurut saya pelakunya adalah pemrotes kebijakan pemberantasan kangguru,” katanya.
Pekan lalu, kebijakan pemberantasan lebih dari 1.600 ekor kangguru di delapan cagar alam disetujui, setelah upaya banding atas kebijakan itu ditolak oleh pengadilan sipil dan administrasi ACT.
Gavin mengatakan aksi vandalisme sebelumnya mirip dengan kerusakan yang terjadi senin malam. "Vandalisme sebelumnya juga dilakukan di fasilitas yang terkunci, mereka memotong pagar kawat dan menempatkan spanduk," katanya.
Galvin mengaku kecewa dan frustrasi oleh vandalisme ini. "Kami sekarang harus mengalihkan sumber daya staf dan keuangan untuk memperbaiki dampak dari vandalisme ini, padahal setiap harinya yang dilakukan staf kami adalah untuk melindungi cagar alam kita," katanya .
TAMS juga melaporkan serangan vandalisme di 18 bagian pagar di cagar alam Jerrabomberra Grassland Barat selama akhir pekan. Sebagian besar kerusakan terjadi didekat kawasan yang sudah ditandai akan menjadi lokasi pemusnahan kangguru tahunan.
Juru bicara TAMS, Daniel Iglesias mengatakan kerusakan pagar juga berpotensi mengganggu riset survey kangguru yang sedang dilakukan dilokasi itu. "Ini benar-benar dapat merugikan proyek penelitiankami yang bertujuan memahamii lebih baik tentang dampak kangguru yang berlebihan terhadap lingkungan dan penggembalaan ternak," katanya.
Namun juru bicara organisasi Pembebasan Hewan, Carolyn Drew membantah kelompoknya atau anggotanya bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi. Meski demikian ia mengaku dapat memahami alasan kemarahan dan kegeraman aktifis yang dilakukan terhadap fasilitas pemerintah ACT.
"Kami tentu tidak mengutuk tindakan vandalisme itu, meskipun kami tidak akan meminta anggota kami untuk berpartisipasi dalam tindakan tersebut," katanya.
"Bagaimanapun juga kami ingin kebijakan pemusnahan kangguru itu dihentikan karena kami pikir kebijakan itu tidak diperlukan sama sekali,” tegasnya.
Menurut Drew kerusakan pada pagar pembatas cagar alam tidak seberapa dibandingkan dengan pemusnahan ribuan kangguru.