Selasa 24 Jun 2014 18:41 WIB

Kader Dipecat Sekarang, Jadi Pemimpin Kemudian

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Esthi Maharani
Jusuf Kalla (JK)
Foto: antara
Jusuf Kalla (JK)

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Cawapres Jusuf Kalla (JK) menilai pemecatan kader Golkar merupakan dinamika yang pernah terjadi pada 2004. Ia memastikan, mereka akan menjadi pengurus inti saat pergantian kepemimpinan partai pada periode berikutnya.

Dia mengatakan, kader yang dipecat ini merupakan calon pemimpin yang siap atas resiko keputusannya. Pemberhentian mereka hanya berlangsung dalam hitungan bulan, sebab saat pergantian kepengurusan, mereka justru menempati jabatan.

"Teman-teman yang ambil keputusan mendukung mantan Ketum Golkar ketimbang parpol lain, pasti tahu apa resikonya nanti. Tapi saya yakin, mereka akan menjabat lagi periode mendatang," kata JK usai berkampanye di Lampung, Selasa (24/6).

Meski masih menjadi kader Golkar, JK enggan berkomentar bagaimana seharusnya sikap partai. Namun, selama menjabat sebagai ketum, ia menegaskan, tak pernah melakukan pemecatan terhadap mereka yang punya pandangan politik berbeda.

Ia hanya akan mengajak mereka berbicara apa alasannya memiliki sikap tersebut. Persoalan Golkar sekarang, kata JK, biar menjadi masalah internal partai itu, tapi dukungan kader partai terhadapnya merupakan hal yang lebih rasional.

"Mereka waras, karena sebagai kader Golkar, mereka lebih memilih memberikan dukungan kepada mantan ketumnya, ketimbang ketum parpol lain. Orang-orang seperti itulah yang sebenarnya memangku posisi penting di partai. Itu pengalaman di 2004," ujar JK.

Sebagai seorang politisi, kata JK, jangan pernah takut ambil keputusan. Selain itu, apapun resikonya ke depan harus siap dihadapi. Menurut dia, pemcatan tersebut pastinya ada proses, itu juga bisa menjadi pembelaan mereka dalam kongres.

Apakah ke depan Golkar akan dipimpin oleh para tokoh muda, JK mengatakan, biar waktu yang menjawab itu nanti. Pastinya akan ada kongres dimana kepengurusan sekarang ini akan digantikan oleh orang-orang baru, bahkan mereka yang dipecat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement