REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa hari, semua pemeluk Islam senantiasa menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan pesepak bola Muslim, yang tidak ingin melewatkan momen bulan suci dengan tetap menjalankan ibadah puasa, tanpa takut mengalami penurunan performa.
Sebagai pemain Muslim, mereka tetap ingin bermain sepak bola secara profesional. Karena itu, bulan Ramadhan bukan menjadi halangan bagi mereka untuk tetap berpuasa. Bahkan, menurut mereka, puasa tidak menjadi halangan untuk tetap dapat berlari kencang di lapangan.
Beberapa pemain malah mendeklarasikan gerakan Muslim dan puasa. Mereka di antaranya yang terlibat adalah Mamady Sidibe, Ali Al Habsi, Nouha Dicko, Kolo Toure, Adil Nabi, dan Adlène Guedioura. Tahun lalu, mereka juga berpartisipasi dalam kampanye kesadaran berjudul, "#FastandFasting (cepat dan puasa). Gerakan itu diluncurkan oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA) dan didukung Asosiasi Pesepak Bola Muslim (AMF).
Dilansir laman Al Kanz, Jumat (27/6), beberapa pemain Muslim yang mendukung gerakan itu membubuhkan tanda tangan di kaos berwarna hitam bertuliskan "Fast and Fasting #Ramadhan". Artikel tersebut diakhiri dengan kalimat, "Ya, kami akan katakan, para atlet top tidak selalu menyerah berpuasa selama bulan Ramadhan."