REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Militer Nigeria Sabtu mengatakan pihaknya menewaskan 53 petempur Boko Haram ketika membalas serangan kelompok itu ke satu pangkalan militer di kota Damboa, Nigeria timur laut.
Satu pernyataan dari juru bicara pertahanan Mayjen Chris Olukolade menambahkan lima tentara dan seorang perwira senior militer juga tewas dalam baku tembak Jumat malam.
Militer sering melaporkan angka korban yang tinggi untuk pemberontak dan relatif rendah bagi pihaknya. Tidak mungkin memverifikasi laporan-laporan ini secara independen.
Sebelumnya polisi mengatakan gerilyawan menyerang pangkalan Damboa, di negara bagian Borno ujung timur laut, dengan granat-granat berpelontar roket.
Satu sumber keamanan mengatakan serangan itu adalah satu missi pembalasan setelah puluhan petempur Boko Haram tewas akibat serangan udara dan darat ke dua pangkalan mereka di daerah-daerah Yejiwa dan Alagarno.
Dalam satu insiden terpisah, juga Jumat, seorang pembom bunuh diri menargetkan para jamaah di satu masjid desa terpencil Konduga, Nigeria timur laut menewaskan lima orang dan mencederai belasan orang lainnya, kata satu sumber keamanan, Sabtu, di satu daerah di mana gerilyawan itu melakukan serangan hampir setiap hari.
Sumber itu, yang menolak namanya disebutkan mengatakan para warga Muslim di desa itu sedang menjalankan sholat Jumat ketika satu truk mendekat.
Satu kelompok relawan lokal menghentikan truk itu untuk memeriksanya dan pembom kemudian meledakkan bom beberapa meter dari masjid itu, katanya. Tidak ada klaim bertanggung jawab, tetapi Boko Haram diduga kuat melakukan tindakan itu.
Boko Haram menewaskan ribuan orang sejak melancarkan pemberontakan tahun 2009, dan ratusan orang dalam dua bulan terakhir ini, ketika mereka meningkatkan satu aksi terhadap para warga sipil di timur laut.
Para gerilyawan itu berperang untuk mendirikan satu negara Islam di Nigeria. Mereka menjadi ancaman keamanan terbesar bagi Nigeria-- negara yang paling banyak penduduknya di Afrika, ekonomi terbesar dan produser energi terkemuka di benua itu.
Penculikan lebih dari 200 siswi oleh Boko Haram dari desa Chibok April menjadi berita besar dunia. Kendati pun ada janji dukungan dari Barat dan janji Presiden Goodluck Jonathan untuk membebaskan mereka , mereka sampai sekarang tetap disekap oleh para penyandera.
Sejumlah serangan di daerah tengah dan utara Nigeria pada tiga bulan belakangan ini juga menunjukkan kemampuan gerilyawan itu untuk menyerang jauh dari pangkalan mereka d daerah timur laut.