REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat (25/7) pagi kembali bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp11.603 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.568 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa indeks dolar AS masih menunjukkan potensi penguatannya pagi ini terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah. Data klaim tunjangan pengangguran yang dirilis di bawah angka 300.000, menjadi faktor penguat dolar AS. "Angka klaim tersebut merupakan yang terendah dalam delapan tahun terakhir," katanya.
Kondisi itu, lanjut dia, dapat mendorong potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS lebih cepat dari perkiraan. Ia menambahkan bahwa harga minyak dunia yang berada di atas level 100 dolar AS per barel, juga masih menimbulkan kecemasan atas defisit anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan Indonesia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar uang domestik sedang berhati-hati di tengah munculnya gugatan atas hasil pemilu kepada Mahkamah Agung. "Kendati demikian, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang domestik saat ini masih relatif stabil," katanya.