REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Mesir dan sejumlah negara Barat mendesak warga mereka meninggalkan Libya di tengah-tengah aksi kekerasan yang meningkat setelah dua pekan pertempuran yang menewaskan 97 orang dan satu peringatan perusahaan minyak tentang bencana besar akibat satu tangki minyak terkena serangan.
Washington menarik staf kedutaan besarnya pada Sabtu dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, memperingatkan bahwa missi itu menghadapi satu risiko nyata dari pertempuran seru antara kelompok-kelompok bersenjata untuk menguasai bandara internasional Tripoli.
''Sejumlah 38 orang lainnya, sebagian ebsar tentara tewas dalam pertempuran 24 jam antara tentara dan milisi Islam di kota Benghazi, Libya timur,'' kata para pejabat militer dan medis, Ahad, dalam satu tanda kekacauan lebih jauh yang melanda negara Afrika utara itu.
Bentrokan senjata di Tripoli, paling seru sejak penggulingan diktator Muamar Gaddafi tahun 2011, yang dimulai dengan satu serangan ke bandara itu oleh satu kelompok koalisi, sebagian besar milisi Islam, yang sejak itu didukung para petempur dari kota terbesar ketiga Misrata.