REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP, Zuhairi Misrawi, menegaskan serangan atau invasi militer Israel terhadap Palestina merupakan pelanggaran HAM. Pasalnya, aksi Israel itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.
"Invasi militer Israel jelas bertentangan dengan konstitusi RI karena tidak sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: Kemerdekaan Ialah Hak Segala Bangsa".
Menurut Zuhairi, Israel adalah negara yang melakukan pelanggaran HAM berat karena telah melanggar hak-hak hidup rakyat Palestina di jalur Gaza. Israel juga melanggar kedaulatan wilayah bangsa Palestina, khususnya di jalur Gaza.
Pemerintah Indonesia, ujar Zuhairi, harus mendesak Mahkamah HAM Internasional untuk mengambil langkah-langkah serius atas serangan Israel ke jalur Gaza, Palestina. Pasalnya, Israel telah melakukan pelanggaran berat dan serius terhadap hak-hak hidup dan kedaulatan negara Palestina. "Saat ini, lebih dari 1000 orang warga Palestina meninggal dunia akibat invasi militer Israel. Hari ini saja, Rabu (30/7), satu orang warga Palestina wafaat
Zuhairi menyatakan pemerintah RI harus berperan aktif dalam diplomasi internasional. Hal ini penting untuk mendukung dan membela hak-hak politik warga negara Palestina untuk meraih kemerdekaan."Pemerintah RI bisa berdiplomasi mulai dari lingkungan internasional terdekat, yakni ASEAN, lalu ke lingkungan regional negara-negara Asia, kemudian ke level Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI)," ungkap Zuhairi.
Diplomasi internasional itu, ungkap Zuhairi, bertujuan membantu rakyat Palestina meraih kemerdekaannya dan segera mewujudkan gencatan senjata Israel-Palestina. Menurut Zuhairi, kebijakan luar negeri Israel seperti invasi militer terhadap Palestina selalu di-back-up oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Uni Eropa.
"Hal ini jelas tidak adil bagi Palestina. Indonesia harus berdiplomasi aktif mendesak PBB, OKI dan Liga Arab serta badan-badan internasional lainnya mengambil langkah serius menghentikan invasi militer terhadap Palestina," ungkap Zuhairi.