Sabtu 02 Aug 2014 15:10 WIB

Minyak Langka, Warga Karimun Gunakan Kayu Bakar

Minyak tanah. Ilustrasi.
Foto: Antara
Minyak tanah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN, KEPRI -- Kalangan warga di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menggunakan kayu bakar untuk memasak akibat kelangkaan minyak tanah sejak pekan lalu.

"Sejak Lebaran sudah tak ada minyak tanah. Mau tak mau kami pakai kayu bakar untuk memasak makanan," kata warga RT 4 RW 2 Desa Tulang, Kecamatan Karimun, Sabtu (2/8).

Desa Tulang terletak di Pulau Tulang yang berhadapan dengan Pulau Karimun Besar. Warga desa yang berpenduduk lebih dari 600 kepala keluarga itu, menurut Susanti pada umumnya menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah untuk memasak.

"Beruntung dekat rumah kami banyak pohon kayu yang bisa ditebang untuk dijadikan bahan bakar memasak," kata dia.

Menurut dia, kelangkaan minyak tanah kali ini merupakan yang paling parah dibandingkan kejadian serupa beberapa waktu lalu. "Kami makin susah karena bertepatan dengan Lebaran," kata dia.

Tidak ada pasokan minyak tanah di kios eceran atau pangkalan di desa itu, menurut dia juga mengakibatkan rumahnya gelap tanpa penerangan ketika aliran listrik dari mesin pembangkit padam.

"Listrik di desa kami hanya menyala mulai pukul 17.00 sore sampai 24.00 malam setiap hari. Karena tak ada minyak tanah, kami pakai lilin, dan kalau tidur gelap karena lilin kami padamkan takut terjadi kebakaran," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan Bahrun. Namun demikian, Bahrun mengaku masih memiliki stok minyak tanah yang bisa digunakan untuk menyalakan lampu pelita saat listrik telah padam. "Tapi untuk masak, kami juga pakai kayu bakar karena stok minyak tanah tinggal sedikit," kata dia.

Kelangkaan minyak tanah juga dikeluhkan penyedia jasa angkut penumpang menggunakan "boat pancung" (sampan bermesin tempel-red) yang juga mengandalkan minyak tanah untuk bahan bakar.

"Mesin boat pancung pakai minyak tanah dan sedikit bensin untuk pemicu. Sejak Lebaran, kami tidak bisa beroperasi penuh karena sulitnya mencari minyak tanah," kata penyedia boat pancung jurusan Tulang-Tanjung Balai Karimun, Bujang. Ia mengaku pendapatannya merosot karena harus mengurangi jadwal keberangkatan.

"Minyak tanah sebanyak satu kaleng ukuran 15 liter hanya cukup dua kali pulang pergi.

Sementara itu, hingga Sabtu siang minyak tanah dan bensin juga mengalami kelangkaan di Tanjung Balai Karimun. SPBU Jalan Soekarno Hatta masih tutup dan sebagian kios dan pangkalan BBM juga demikian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement