REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhirnya, setelah menunggu tujuh bulan direksi BNI Syariah patut menghaturkan rasa syukur. Alasannya karena tepat selasa kemarin BNI Syariah menerima peralihan dana haji tahap akhir dari induk BNI.
Hal ini tentu saja sejalan dengan peraturan Kementerian Agama melalui PMA Nomor 30 Tahun 2013 yang memutuskan untuk memindahkan pengelolaan dana haji kepada perbankan syariah. Sayangnya dari semula ditargetkan paling lambat semester 1 tahun ini, baru BNI Syariah yang secara terbuka mengumumkannya.
Direktur Utama PT BNI Syariah, Dinno Indiano mengucapkan rasa terima kasih kepada Kementerian Agama dan induk BNI. Hal ini sebagai bukti nyata Kemenag berkomitmen nyata membesarkan perbankan syariah.
Selain itu BNI sebagai induk yang terus bekerjasama dan berkoordinasi. ''Amanah ini insya Allah akan kami kelola dengan baik dan tetap mengedepankan asas kehati-hatian dan tetap dalam koridor syariah,'' tutur Dinno seperti surat elektronik yang diterima Republika, Rabu (6/8).
Dana yang masuk sesuai rencana yang ada, pemindahan tahap pertama sejumlah Rp 908 miliar. Tahap ini diikuti tahap-tahap selanjutnya hingga tahap akhir sebesar Rp 644 miliar. Sehingga total pengalihan berjumlah sekitar Rp 2,2 triliun yang seluruhnya berbentuk deposito.
Masuknya dana haji, ungkap Dinno, menjadi angin segar bagi BNI Syariah karena saat ini semua bank mengalami likuiditas yang ketat. Dana yang ada akan digunakan sesuai dengan corporate plan yang ada, akan disalurkan ke sektor-sektor pembiayaan yang memiliki dampak ke sektor riil.
Apalagi perseroan memiliki target pembiayaan yang cukup besar yaitu Rp 14,576 triliun. Sebagai informasi kinerja BNI Syariah per Juni 2014 cukup menggembirakan, total aset mencapai Rp 17,351 triliun, DPK sebesar Rp 13,509 triliun, Pembiayaan Rp 13,368 triliun dan laba bersih mencapai Rp 66,481 miliar.