REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sejumlah nelayan di wilayah Tangerang, Banten, mengalami kelangkaan pasokan solar sejak akhir bulan Juli lalu. Pembina Nelayan Kronjo, Sumiyadi (45) di Tangerang, Kamis (7/8), mengatakan dari 300 nelayan yang ada, hanya 20 nelayan yang dapat melaut dan itu pun menggunakan perahu kecil.
Sebab, bahan bakar jenis solar di Solar Packet Diealer Nelayan (SPBN) Pertamina 39-15522 Kronjo, Kabupaten Tangerang, tidak tersedia. "Aktifitas nelayan alami penghentian karena pasokan solar di SPBN Pertamina tidak ada. Hanya beberapa saja yang dapat melaut," ujarnya.
Semestinya, lanjut Sumiyadi, pascalebaran ini seluruh nelayan sudah bisa melaut. Tetapi, hal itu terkendala pasokan solar. "Perahu kecil yang melaut, harus membeli solar menggunakan derigen ke tempat yang jauh," tambahnya.
Saprudin, salah satu nelayan mengatakan dirinya terpaksa membeli solar ke pengecer dengan harga yang mahal. Biasanya, nelayan membeli solar di SPBN dengan harga Rp 5.500 per liter. Tetapi, jika di pengecer bisa mencapai Rp 9.000.
Bahkan, untuk mendapatkan solar di pengecer pun, para nelayan harus berebut dengan nelayan lainnya. "Walau harganya sudah mahal, tetapi harus berebut juga sebab banyak yang mencari," ujarnya.
Dampak lainnya, tambah Saprudin, yakni pendapatan nelayan mengalami penurunan drastis. Bahkan, beberapa nelayan mencari pekerjaan sampingan untuk menutupi kebutuhan rumah tangga. "Kami juga mencari pekerjaan sampingan untuk mendapatkan uang biar bisa makan," paparnya.
Terkait penyebab kelangkaan solar, dirinya belum mengetahui penyebabnya. Sebab, kelangkaan terjadi sejak jelang lebaran. Kini, dengan adanya informasi mengenai pengurangan pasokan BBM dari Pertamina, diharapkan tidak menambah kelangkaan. "Kami harap, pasokan untuk nelayan tetap ada," katanya menegaskan.