REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Laman Ahram News melaporkan, harapan untuk memperpanjang gencatan senjata kian menipis seiring serangan yang dilakukan pihak pejuang Hamas dan Israel.
Sebelumnya, Seorang pejabat Israel mengatakan perpanjangan gencatan senjata dapat dilakukan, namun ia tidak dapat menjelaskan dalam jangka waktu berapa lama hal itu dapat dilakukan.
Dengan adanya warga Gaza yang kembali tewas, jumlah korban akibat serangan intensif Israel yang berlangsung satu bulan lamanya kian meningkat. Tercatat, 1.898 orang tewas dan 9.825 lainnya terluka. Korban kebanyakan adalah warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Pasukan Israel mengatakan serangan kali ini ditujukan pada 51 target yang menjadi tempat peluncuran roket di Jalur Gaza. Mereka juga menyatakan, akan terus menyerang Hamas serta seluruh infrastukturnya di Jalur Gaza.
Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni mengatakan para pejuang Palestina harus mendapat balasan keras atas peluncuran roket yang mereka lakukan. Meski dinilai serangan balasan yang diluncurkan Israel tidak seimbang, Tzipi mengatakan hal itu pantas mereka lakukan.
"Para pejuang yang menembakan roket ke wilayah kami (Israel) harus diberikan balasan yang jauh lebih besar dari yang mereka lakukan," ujar Tzipi kepada stasiun televisi Israel, Channel 2, Jumat (8/8).
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon menyatakan rasa kekecewaannya terhadap gencatan senjata yang tidak dapat diperpanjang oleh Palestina dan Israel. Ia mengecam keras serangan yang terjadi kembali dan mengakibatkan warga sipil menjadi korban.