REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Vatikan telah meminta para pemimpin Muslim untuk mengecam secara tegas terhadap kasus penganiayaan umat Kristen dan Yazidi di Irak. Sebanyak 100 ribu umat Kristen dilaporkan meninggalkan rumah mereka karena ancaman yang ditimbulkan oleh gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Dewan Kepausan Vatikan untuk Dialog Antar-agama menyatakan ISIS telah melakukan tindak pidana tak terbantahkan. Mereka telah melakukan pembantaian rakyat sipil atas dasar kepercayaan mereka pada agama tertentu.
"Praktik pemenggalan kepala, penyaliban dan menggantung mayat di tempat umum, pengusiran paksa puluhan ribu orang, termasuk anak-anak, orang tua, wanita hamil, orang sakit, penculikan perempuan dan anak perempuan milik Yazidi dan Kristen sebagai harta rampasan perang, semuanya adalah praktik barbar infibulasi," ujar pernyataan Dewan Kepausan Vatikan, dilansir dari The Guardian, Rabu (13/8).
Vatikan mengisyaratkan bahwa jika pemimpin Muslim gagal melakukan pengecaman itu, maka dialog antar-agama dengan perwakilan Islam juga terancam gagal untuk dilanjutkan. Menurutnya, situasi dramatis umat Kristen dan Yazidi, serta etnis minoritas lainnya di Irak menuntun ketegasan pimpinan seluruh agama di dunia. Ini jelas satu bentuk kejahatan yang mengatasnamakan agama.